Sidomukti' Istana terakhir Sang Mandor Klungsu / Joko Pring / RMP. Sosrokartono
Masih gamblang ingatan saya
waktu kecil dulu saya suka bermain-main ataulah belajar di area Pemakaman '
Sidomukti' yang sangat rindang dan tenang ini. Maka tak heran pada saat saya
masih sekolah dulu saat menjelang ujian sekolah, area Sidomukti akan ramai
anak-anak untuk belajar disana. Karena area seluas 2 hektar yang dulunya sebuah
hutan masih banyak tumbuh pohon-pohon yang cukup besar, walaupun begitu kita
tidak boleh masuk area pemakamannya tetapi di luar pintu gerbang pemakanan.
Namun itu dulu......sekarang
tidak sembarang orang bisa masuk area pemakaman ' Sidomukti" ini tanpa
ijin dari Juru Kunci. Saya bisa masuk area ini kembali pada waktu ada kirab
'Tebokan Jenang Kudus' pada tanggal 1 Muharam kemarin, yang diadakan di dalam
area pemakaman ' Sidomukti' ini,
kirab 'Tebokan' desa
Kaliputu Kudus pada tanggal 1 Muharam kemarin. Foto dokpri
Di area Pemakaman seluas 2
hektar itu terdapat sekitar 350 makam dan juga kapling calon-calon makam dari
keluarga trah Condronegaran. Menurut penjelasan Juru Kunci Bapak Sunarto
perawatan makam ini dibiayai oleh sebuah yayasan yang dimiliki oleh ibu
Moeryati Sudibyo bos dari ' Mustika Ratu' yang juga masih dalam trah
Condronegaran ini.
Makam Keluarga 'Sidomukti'
pertama kali dimiliki dan menjadi makam yang pertama dari Kandjeng Kyai Adipati
Ario Tjondronegoro III yang merupakan Bupati Kudus ke 3 pada jaman Hindia
Belanda.
Drs. RMP. Sosrokartono di
area pemakaman. foto dokpri.
Di area pemakman'Sidomukti' juga terdapat
makam dari RMP. Sosrokartono yang merupakan kakak dari RA Kartini. Adipati Ario
Tjondronegoro merupakan kakek buyut dari RMP. Sosrokartono yang ayahnya menjadi
Bupati di Jepara. RMP. Sosrokartono dilahirkan pada tanggal 10 April 1877 ,
pada waktu itu ayahnya menjadi wedono di Mayong Jepara, dan 3 tahun kemudian
ayahnya RM. Adipati Ario Sosroningrat
diangkat menjadi Bupati Jepara. Sebagai
seorang ningrat Sorokartono berkesempatan memperoleh pendidikan yang lebih baik
dari pribumi lainnya. Setelah menamatkan Europeche Lagere School (ELS) di
Jepara, kemudian melanjutkan sekolah di Hogere Burgerschool (HBS) di
Semarang,dan pada tahun 1892 melanjutkan sekolah di Leiden Belanda dan lulus
dengan Summa Cumlaude bergelar Doctorandus (Drs).
RMP. Sosrokartono melalang
buana ke Eropa selama 29 tahun, beliau telah menguasai 24 bahasa asing dan 10
bahasa lokal, selama di Eropa Sosrokartono pernah menjadi wartawan perang pada
waktu Perang Dunia I dan juga pernah menjadi penerjemah di Liga Bangsa-bangsa
di Jenewa, yang merupakan cikal bakal dari Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB.
Karena sesuatu hal Sosrokartono pulang ke tanah air dan ingin mengabdikan diri
pada bangsanya sendiri.
RMP. Sosrokartono senang melakukan tirakat
dengan puasa 'ngebleng' selama 49 hari, beliau hidup sangat sederhana, dan
pandai mengobati berbagai macam penyakit dengan meletakkan telapak tangan
beliau pada kening orang yang sakit. Peninggalan beliau hanya satu yaitu kain
bertuliskan huruf 'Alif ' yang juga menjadi falsafah beliau, bahwa manusia
harus berperilaku lurus menuju ke arah Ketuhanan. Falsafah hidup beliau ditulis
bukan hanya teoritis namun sebagai laku kehidupan sehari - hari. RMP.
Sosrokartono mempunyai pedoman 'Catur Murti' yaitu antara pikiran, perasaan,
perkataan dan perbuatan haruslah sama. Tidak boleh mlenca-mlence seperti para
pejabat sekarang.
RMP. Sosrokartono disebut sebagai Mandor
Klungsu Klungsu atau biji asem itu kecil dan keras, tapi ketika ditanam akan
rimbun menaungi tumbuhan di sekitarnya. Seperti prinsip hidup beliau untuk
tetap sederhana walaupun sebagai ningrat dan terpelajar beliau bisa hidup mewah
dan berkecukupan , namun beliau tetap hidup sederhana sampai akhir hidupnya
namun bisa mengayomi orang-orang kecil.
RMP. Sosrokartono disebut
sebagai Joko Pring Disebut 'Joko' karena sampai akhir hanyatnya beliau tidak
pernah menikah jadi masih berstatus sebagai 'Joko'. Pring atau bambu itu apapun
jenis, warna dan bentuknya tetap sebagai bambu, demikian juga beliau walaupun
telah melalang buana kemana-mana dan menguasai berbagai macam ilmu namun
tetaplah menjadi seorang Sosrokartono yang asli Jawa. Drs. RMP Sosrokartono
akhirnya tinggal di Bandung, dan menjadi salah satu guru dari Ir Soekarno, dan
membantu dalam bidang pendidikan yaitu pendirian Taman Siswa. Kesederhanaan
beliau ditunjukkan pada hidup beliau yang masih ngontrak rumah sewaktu tinggal
di Bandung sampai akhir hayatnya. Beliau meninggal di Bandung pada tanggal 8 Pebruari 1952 kemudian
dimakamkan di pemakaman Keluarga trah Condronegoro yaitu Pesarean 'Sidomukti'
Kudus. Yang menjadi 'istana terakhir' dari Sang Mandor Klungsu/ Joko Pring atau
Drs. RMP. Sosrokartono.
tulisan di depan makan MRP.
Sosrokartono. foto dokpri
Falsafah hidup beliau
tertulis pada kedua sisi nisan RMP. Sosrokartono di makam beliau, yaitu : Di
sisi sebelah kiri / barat :
makam RMP. Sosrokartono dari
disisi barat nisan ada tulisan Jawa tentang falsafah hidup beliau. foto
dokpri
"Soegih tanpo bondo, Digdoyo tanpo
Adji. Ngloerog tanpa bolo, menang tanpo
ngasorake ". Di sisi sebelah kanan / timur : Makam Drs. RMP. Sosrokartono
dari sisi timur, ada tulisan Jawa yang mejadi falsafah hidup beliau. foto
dokpri. " Trimah mawi pasrah,
soewoeng pamrih tebih adjrih Langgeng
tan ono soesah tan ono seneng Anteng
manteng, soegeng djeneng ". Keduanya bila dirangkai akan berarti : Kaya
tanpa harta, berkuasa tanpa jabatan Maju bertempur tanpa pasukan , menang tanpa
merendahkan. Menerima dengan tulus tanpa pamrih. Hidup tenang tidak kenal duka dan suka. Diam
sungguh-sungguh maka akan selamat sentosa.
Makam RMP. Sosrokartono di Pesarean 'Sidomukti' bukanlah suatu makam
yang mewah namun sederhana bila dibanding makan Adipati Ario Tjondronegoro III
dan lainnya. Makam RMP. Sosrokartono
di Pesarean Sidomukti . foto dokpri.
Yang lebih unik lagi di area Peserean 'Sidomukti' ini banyak tempat yang
sudah di kapling yang menjadi bakal pemakaman dari keluarga trah Condronegoro
lain yang masih hidup. Tempat calon makam menunjukkan kedekatan dari trah
tersebut, ada yang di dalam pagar gerbang ada pula yang di luar gebang. bakal
makam anggota keluarga trah Condronegoro di Pesarean Sidomukti Kudus. Demikian ulasan saya tentang Pesarean
'Sidomukti' dan RMP. Sosrokartono, bila anda sedang berkunjung ke Kudus,
sempatkanlah singgah di Pesarean 'Sidomukti' ini, di samping wisata religi
jiarah ke Makam Sunan Kudus dan Makam Sunan Muria yang semuanya terdapat di
Kudus. Oh ya ada yang menarik pada desa Kaliputu yang menjadi area Pesarean
'Sidomukti' ini karena di desa Kaliputu terdapat 3 area Pemakaman. Pertama,
Pesarean 'Sidomukti', kedua, Makam Pahlawan Setia Pertiwi Kudus, dan ketiga
pemakaman umum yang paling luas di Kudus.
Penduduk desa Kaliputu
sebagian besar berwirausaha sebagai pembuat Jenang Kudus, karena desa Kaliputu
merupakan cikal bakal Jenang Kudus pertama kali. Maka setiap tanggal 1 Muharam
diadakan kirab 'Tebokan' sebagai bentuk perwujudan rasa syukur atas penghasilan
mereka dari berwirausaha jenang kudus.
Whoaaa... Mampir di blog Mbak Bekti dapat pelajaran sejarah / pengetahuan umum. Makasih udah berbagi, Mbak...
BalasHapusterima kasih mabk Lis...tapi aku belum bisa menata blog dengan rapi nih...
Hapusgood post mbak, mencoba mampir kalau ke kudus
BalasHapusterima kasih Pak...silahkan singgah ke Kudus
Hapus