[PUISI] Mbah Jimah

Mbah Jimah

Mbah Jimah
Mbah Jimah sedang menggelar dagangannya di emper kios. Foto dokpri.

Mbah Jimah masih perkasa di usia 80 telah menjelang
tak lupa dengan caping[1] dan berkalung selendang
menggendong dunak [2], menyunggi tampah[3] dan menjijing keranjang
jam 9 pagi menggelar dagangan di emper toko , di ujung jalan gang
aneka sayur, sekedar ikan , tahu dan tempe, lombok, dan bawang brambang[4]
aneka jajan pasar dan jagung, ketela dan kadang-kadang ada pisang
tak pedulikan terik dan debu yang menerjang
lima puluh tahun setia menanti pelanggan yang kian hilang
Mbah Jimah duduk terpekur tak lupa sambil nginang[5]
Mbah Jimah, tak pernah kau mengeluh sakit dan libur jualan
kecuali hari Jum'at atau ada masalah mendesak
dengan modal 200 ribu pagi-pagi ke pasar untuk kulakan[6]
tengah hari pulang kadang-kadang masih bawa dagangan
"Berapa untungnya sehari Mbah...."
"seringnya modal saja orak balik [7]..."
Mbak Jimah tetap tak gentar untung melimpah bukan tujuan
Mbak Jimah, kian merunduk dan membungkuk
tapi pernah sedikit pun mengeluh apalagi mengutuk
jalani hidup dengan ikhlas, sabar dan tawaduk
sudah tak mampu keliling ya ..jualan sambil duduk
yang penting tetap berkerja tidak hanya njaluk[8]
Mbak Jimah hanya bengong saat modal tak terjangkau
seadanya, secukupnya, sebisanya yang penting jualan
harga-harga membumbung , mbah Jimah jadi bingung
'' Tumbas[9] ikan Mbah....."
" Gelombang tinggi Nduk[10]...ikan mahal..saya orak kulakan[11]..."
" Tumbas[9] wortel Mbah..."
" Gak ada hujan Nduk[10]....wortel, kentang dan sayuran mahal...saya ndak kulakan[11].."
" Tumbas[9] daging Mbah...."
" Gak ada Nduk[10]......modalku gak cukup...."
pembeli balik kanan Paman Sayur dengan sepeda motor tersenyum
Mbah Jimah, melayani dengan selalu bersyukur
biar saja pembeli yang memilih , belanja di tempatnya atau Paman Sayur
rejeki sudah ada yang mengatur
pembeli pun tak juga mundur , yang penting ada bayam, kangkung, tahu, tempe dan juga telur
Mbah Jimah dan pembeli jadi sedulur[12]
Mugi[13] sehat Mbah Jimah....
Gusti paring rejeki kathah[14]...
Saget kangge ibadah lan sedekah[15]...
Amin....
Keterangan :
1) caping = topi dari bambu dengan bentuk khas daerah.
2) dunak = seperti bakul, dari bambu biasanya untuk tempat bawaan yang digendong di belakang.
3) menyunggi tampah = membawa barang dengan meletakkan di atas kepala / tampah = tempat lebar dari bambu
4) bawang brambang = bawang putih bawang merah
5) nginang = mengunyah sirih
6) kulakan = belanja untuk dijual lagi
7) orak balik = tidak kembali
8) njaluk = minta
9) tumbas = beli
10) nduk = sebutan untuk wanita lebih muda di Jawa Tengah
11) orak kulakan = tidak kulakan / belanja
12) sedulur = saudara
13) mugi = semoga
14) Gusti paring rejeki kathah = Tuhan memberi rejeki yang banyak
15) saget kangge ibadah lan sedekah = bisa untuk ibadah dan bersedekah

Kudus, 25 Oktober 2015
'salam fiksi'
Dinda Pertiwi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenang Menara Tetap Setegar Menara Kudus dalam Menghadapi Pandemi

Sidomukti' Istana terakhir Sang Mandor Klungsu / Joko Pring / RMP. Sosrokartono

Misteri Arah Rumah Kontrakan Kami