Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 31, 2016

"Oce-an View" Berlibur ke Jepara Menjadi Asyik..

Gambar
Saat-saat liburan akhir tahun seperti ini biasanya banyak digunakan untuk berlibur ke kampung halaman, selain libur lebaran Idul Fitri. Maka jalan-jalan di daerah yang biasanya lancar , karena kedatangan tamu-tamu dari berbagai kota akhirnya juga mengalami jalan-jalan yang padat merayap.  Walaupun begitu tidak menjadikan teman-temanku untuk kembali ke kampung halaman di Kudus, selain bisa berkumpul dengan keluarga di kampung, kami biasanya mengadakan acara-acara ketemuan , atau kumpul bareng teman-teman SMA se-angkatan.  Demikian juga untuk kali ini , kami memilih hari senin untuk berlibur bersama dengan teman-teman yang kebetulan lagi berlibur di Kudus. Sepakat kami akan berlibur ke kota ukir Jepara, yang jaraknya tidak begitu jauh dari kota kami , Kudus.  Jam 10 pagi kami sepakati untuk berkumpul di rumah salah satu teman, untuk berangkat bersama-sama ke kota Jepara, namun begitulah.....karena ada beberapa teman yang harus dijemput satu-satu ( sorry  termasuk eike

Mendulang Asa di Bumi Borneo /3/

Tanjung Tabalong kota yang sedang tumbuh dengan pesat, karena kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Baik itu tambang, hasil perkebunan seperti karet, kelapa sawit, maupun buah-buahan, seperti langsat, cempedak, durian dan lain-lain. Di sector tambang ada : minyak, gas maupun batubara. Terutama tambang batubara yang sedang marak diekspose besar-besaran. Beberapa perusahaan tambang besar ikut andil beroperasi di kota ini, seperti PAMA, BUMA, SIS dan RA. Untuk tambang minyak yang sudah ada sejak jaman dahulu kala dikuasai oleh Pertamina, Pertamina telah membangun infrastruktur secara rapi, bagus dan lengkap di kota Tabalong ini. Seperti kawasan perumahan, taman, rumah sakit, sekolahan, masjid, dan minimarket, Belum ada yangdiperuntukan buat karyawan dan masyarakat di sekitarnya. Karena tambang batubara sedang berkembang secara besar-besaran, maka di kota Tabalong banyak pendatang dari berbagai daerah di Indonesia untuk bekerja di sana. Hal ini menggeliatkan roda perekonomian seta

Mendulang Asa di Bumi Borneo /2/

BAB I. Sofian sudah menyiapkan rumah kontrakan untuk anak istrinya, yang tak jauh dari kantor tempatnya bekerja. Mereka menempati rumah kayu yang terletak di bibir sungai , bahkan di bawah rumah berupa air rawa-rawa. Sebuah rumah di kampung nelayan yang agak kumuh.  Gang-gang antar rumah berupa kayu yang sudah rusuh dan banyak lobang di sana sini. Bila tak hati-hati berjalan bisa terjebur di air rawa yang kotor dan penuh sampah. Ayuk yang tidak biasa tinggal di kampung nelayan, walau agak kecewa karena rumah yang ada dalam bayangan dia adalah rumah berdinding seperti rumahnya di Jawa. Tapi tak apalah, yang penting harus bisa menyesuaikan lingkungan dahulu, terutama bahasa yang sekarang sangat berbeda dengan bahasa mereka sehari-hari di Jawa. Hal ini menjadikan Ayuk banyak diam saja sambil memperhatikan kawan-kawannya bertutur. Sedikit demi sedikit Ayuk mulai memahami bahasa teman-temannya, bahasa Banjar. Ayuk sudah mendapatkan sekolah di sebuah SD yang tak jauh dari tempat mere

Mendulang Asa di Bumi Borneo /1/

Gambar
Mendulang Asa ke Bumi Borneo “ Hijrahlah, dengan meninggalkan kampung halaman karena Allah, demi menyelamatkan diri dari kekacauan dan untuk mengharapkan rahmad Allah, Yang Maha Pengampun, lagi Maha Penyanyang. ” Peluit panjang KM Egon sudah terdengar, tak lama lagi kapal akan segera menjauh dari pantai Tanjung Mas Semarang. Para awak kapal sibuk menggulung tali tampar yang mengikat sauh di tiang beton bibir pantai. Para crew band kapal menyanyikan lagu ‘ Sayonara’ dengan penuh penghayatan, sebagai salam perpisahan buat para keluarga pengantar penumpang, juga buat Tanah Jawa, yang lambat laun tampak menjauh. Kegundahan berkecamuk dalam hati Imoeng, petih di hatinya harus dia tahan dengan seribu asa yang akan menjelang di pulau tujuan, yaitu pulau Borneo atau Kalimantan. Imoeng berusaha untuk tidak meneteskan air mata di depan Ayuk anaknya, yang saat ini ada bersamanya. Ayuk  yang baru kelas 3 SD terpaksa pamit pindah dari sekolah, untuk mengikuti ibunya ke Borneo. Di sek