Postingan

Menampilkan postingan dari November 2, 2015

[PUISI] Mbah Jimah

Gambar
Mbah Jimah Mbah Jimah sedang menggelar dagangannya di emper kios. Foto dokpri. Mbah Jimah masih perkasa di usia 80 telah menjelang tak lupa dengan caping[1] dan berkalung selendang menggendong dunak [2], menyunggi tampah[3] dan menjijing keranjang jam 9 pagi menggelar dagangan di emper toko , di ujung jalan gang aneka sayur, sekedar ikan , tahu dan tempe, lombok, dan bawang brambang[4] aneka jajan pasar dan jagung, ketela dan kadang-kadang ada pisang tak pedulikan terik dan debu yang menerjang lima puluh tahun setia menanti pelanggan yang kian hilang Mbah Jimah duduk terpekur tak lupa sambil nginang[5] Mbah Jimah, tak pernah kau mengeluh sakit dan libur jualan kecuali hari Jum'at atau ada masalah mendesak dengan modal 200 ribu pagi-pagi ke pasar untuk kulakan[6] tengah hari pulang kadang-kadang masih bawa dagangan "Berapa untungnya sehari Mbah...." "seringnya modal saja orak balik [7]..." Mbak Jimah tetap tak gentar untung meli