Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Gendam

Gambar
Pagi itu Hesti bergegas menuju ke counter kosmetik yang berada di sebuah Mall di kotanya. Malam tadi Hesti baru menginap di rumah salah seorang sahabatnya, mereka bercerita-cerita hingga dini hari, sehingga paginya mereka terlambat bangun. Mall sudah ramai benar ketika Hesti sampai di Mall tempatnya berjualan itu. Maklumlah hari itu hari libur, hari minggu dan menjelang ramandhan pula. Mall penuh sesak pengunjung sampai di pelatarannya.  Karena sudah kesiangan hesti tergesa-gesa menuju tangga Escalator, untuk menuju lantai 2 Mall dimana counternya berada. Sebelum naik ke tangga tiba-tiba seorang laki-laki berperawakan agak gemuk dan pendek menghampirinya. Menepuk pundaknya, sambil berkata : "Mbak.....maaf menggangu.....saya mau tanya...kalau mau ke Yogya...saya harus naik apa ya......" walau sudah tergesa-gesa Hesti mengurungkan diri menaiki tangga escalator untuk menjawab pertanyaan laki-laki tersebut. Dahinya agak berkerut..perpkir sejenak...kok aneh ini orang a

"Mengunyah Rindu" Sebuah Fakta Dalam Novel Karya Budi Maryono

Gambar
“ Aku? Sering memendam, bahkan membunuh rindu itu tapi selalu gagal! Saat makan bersama di rumah atau di luar tanpa Tia, diam-diam rindu menjalar. Ketika Entik, Biru, atau Gigih mengatakan, “ Kalau ada Mbak Tia, tambah seru nih!” aku pasti mengunyah rindu yang rasanya tak keruan. Ketika Tia kirim SMS tanya-tanya soal berita politik, soal film, atau soal buku…aku menjawab seperlunya, mungkin datar, padahal di hati rindu bergetaran. “ ( halaman 391 ). Novel “ Mengunyah Rindu” adalah sebuah catatan harian seorang bapak dalam hal ini penulisnya ( Budi Maryono) tentang kejadian-kejadian sehari-hari yang dialami bersama anak-anaknya, yaitu Tia, Biru dan Gigih juga istrinya Entik. Rangkaian kejadian-kejadian itu diceritakan dengan gaya yang sederhana, bersahaja namun sarat makna. “ Mengunyah Rindu”   Menggambarkan kecintaan seorang bapak terhadap anak-anak dan istrinya yang kadang sulit untuk diucapkan namun semua itu harus dikunyah sendiri. Kerinduan untuk bisa membahagiakan an

[Best Moment 2016] De Querian Sindrom

Gambar
Best moment 2016…waah apa ya! Aku telusuri kembali, mengingat ingat dengan membuka kembali kalender 2016 yang sudah hampir saja aku buang. Dari bulan Januari yang aku lupa, apa yang terjadi ya, Pebruary juga lupa…ternyata aku tak mencatatkan sesuatu apapun di catatan kalenderku. Untunglah ada FB yang tiap hari mengingatkan kita akan moment-moment penting yang kita upload saat terjadi. Sayangnya aku juga bukan orang yang suka menuliskan sesuatu yang terjadi dalam hidupku dalam sebuah status.. Jadi …apa ya…tapi mosok sih ..tahun 2016 berlalu begitu saja tanpa suatu moment, iya deh aku paksa mengingat kembali. Naa…ternyata benar! Aku sudah berhasil melupakan! Karena mengingat namamu saja aku jadi mual, mules, masuk angin…hadeuuh! Tapi baiklah demi FC akan kutuliskan dan kuakui bahwa itu   adalah best momentku…! Awal-awal bulan Januari aku masih sibuk, hampir seminggu empat kali harus mondar mandir ke sebuah Rumah Sakit Swasta di kotaku. Karena Sindrom De Quervian

Ketika Namamu Hadir Lagi

Gambar
subuh baru saja usai, ketika di ufuk timur semburat merah sedikit demi sedikit menerangi jagad raya ada dingin yang masih menyeruak mengiringi langkahku di antara wangi melati yang tesebar di sepanjang jalan mengingatkan aku pada untaian melati kala itu, saat kita mengikatkan janji cinta pada Madah-Nya kau tak henti menuang bahagia bersama, dalam cerita cinta madu asmara semua terasa indah dan mudah dalam rengkuhan kita berdua aku hidupmu, dan engkau hidupku.....aku pakaianmu dan engkau pakaianku semburat mentari pagi adalah harapan terindah merajut bahagia    sampai datang ombak itu, menggulung dan menguat arusnya penganan tangan kita lepas, cerita cinta kita karam badai menghempas, menenggelamkan biduk cinta termasuk hatiku dan hatimu entah di dasar samodra mana engkau terhempas, jejakmu pun tak lagi kutemui aku terpelanting sendiri mencari sandaran dan pegangan hidup