Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Mencari Jejak Hatu Jempol

Gambar
                                                                          Kematian Ki Plenyun yang sangat misterius di kamar Mpok Atik gacoannya membuat desa Kompesianu geger benger.....betapa tidak...!!!. Ki Plenyun yang terkenal sebagi sesepuh desa yang sok alim, sok pintar dan sok tua dan sok-sok yang lainnya, kini harus meregang nyawa di kamar seorang Mpok Atik yang baru 40 hari ditinggal mati suaminya. Bukannya apa karena tahlilan empat puluh hari baru digelar sore tadi. Berani-beraninya Mpok Atik dan Ki Plenyun berasyik masyuk tanpa menunggu masa Idah selesai. Apa mungkin Ki Plenyun meninggal karena kebanyakan makan ikan asin yang menjadi salah satu menu wajib di setiap kenduri selamatan orang meninggal. Yaaa.....bisa jadi.....bisa jadi. Bukankah si Hantu Jempol sudah lari kebirit-birit setelah kemarin tak berhasil menjawab pertanyaan - pertanyaan Ben Kasovi...eh Benjol ding...!!!?. Benar juga ternyata, dari hasil penyelidikan dipastikan bahwa Ki Plenyun meninggal

Sastra Sejarah Dalam Restorasi Kebudayaan Bangsa

Gambar
Bahan penelitian sejarah suatu bangsa yang dapat memberikan kejelasan mengenai sejarah dan kebudayaan bangsa, dapat terdiri dari beraneka macam jenis. Peninggalan yang berupa reruntuhan menjadi bahan perbincangan yang menggairahkan imajinasi masyarakat untuk mengungkap rahasia di dalamnya. Bahan peninggalan yang dapat memberikan kesaksian tertulis untuk keperluan penelitian kebudayaan bangsa adalah kesaksian tertulis dari tangan pertama dari bangsa yang bersangkutan dalam masa hidupnya sendiri. Oleh karena itu naskah lama sebagai salah satu bentuk peninggalan tertulis mempunyai kepentingan yang mutlak. Lewat dokumen tertulis yang ada dalam naskah lama, kita dapat mempelajari secara lebih nyata dan seksama cara berpikir bangsa yang menyusunnya. Naskah lama yang menjadi objek penelitian Filologi, banyak tersebar di seluruh pelosok Nusantara yang disebut dengan Sastra Nusantara atau Sastra Klasik, karena diciptakan leh masyrakat yang masih tradisional. Luasnya ilayah dan keanek

Sidomukti' Istana terakhir Sang Mandor Klungsu / Joko Pring / RMP. Sosrokartono

Gambar
  Masih gamblang ingatan saya waktu kecil dulu saya suka bermain-main ataulah belajar di area Pemakaman ' Sidomukti' yang sangat rindang dan tenang ini. Maka tak heran pada saat saya masih sekolah dulu saat menjelang ujian sekolah, area Sidomukti akan ramai anak-anak untuk belajar disana. Karena area seluas 2 hektar yang dulunya sebuah hutan masih banyak tumbuh pohon-pohon yang cukup besar, walaupun begitu kita tidak boleh masuk area pemakamannya tetapi di luar pintu gerbang pemakanan. Namun itu dulu......sekarang tidak sembarang orang bisa masuk area pemakaman ' Sidomukti" ini tanpa ijin dari Juru Kunci. Saya bisa masuk area ini kembali pada waktu ada kirab 'Tebokan Jenang Kudus' pada tanggal 1 Muharam kemarin, yang diadakan di dalam area pemakaman ' Sidomukti' ini,   kirab 'Tebokan' desa Kaliputu Kudus pada tanggal 1 Muharam kemarin. Foto dokpri Di area Pemakaman seluas 2 hektar itu terdapat sekitar 350 makam dan juga kapling ca

Bila Sedang Galau Berkunjunglah ke Rumah Sakit

Itu yang sering saya lalukan dulu saat saya masih dan ngekost dekat sebuah Rumah Sakit. Malam-malam saat galau karena sesuatu saya dan teman sekost mendatangi Rumah Sakit yang letaknya di depan tempat kost kami. Bukan untuk berobat minta obat anti galau, tapi dengan melihat-lihat kondisi berbagai orang yang ada di dalam Rumah Sakit kita akan menjadi banyak bersyukur dan merasa bahan kegalauan kita bukan apa-apa kalau dibandingkan dengan kesedihan yang sedang dialami orang-orang yang sedang dirawat di RS dan keluarganya. Berbagai perilaku dapat kita jumpai di Rumah Sakit, bagaimana seseorang harus ikhlas menerima kenyataan salah satu keluarganya meninggal, atau sakit keras.  Belum lagi masalah ekonomi yang mereka alami, karena pada saat itu belum ada BPJS yang bisa mengkafer masalah pembiayaan Rumah Sakit bagi pasien kurang mampu. Sudah sedih keluarganya sakit masih sedih mikir biaya juga.... Berapa ongkos yang harus ditanggung karenanya, darimana saja mereka akan mendapatkan biaya pe

Pembunuh Rasa

Gambar
mati rasa pagi ini kau bunuh lagi rasa, setelah kemarin beberapa rasa kau lenyapkan satu persatu usai sudah naluri, hilang sudah jejak, hapus sudah asa menjadi bukan aku lagi, bukan rasaku lagi, bukan jiwaku lagi... apa maumu…seperti itu aku hanya jadi sebilah bambu, yang siap memagarimu yang hanya bisa melihat polah tingkahmu tanpa bisa menikmati dengan air mata maupun tawa hingga aku jadi tembok pembatas yang hanya bisa memisahkan pandangan namun tidak dengan mata batin dan yang memiliki rasa Kenapa tega kau bunuh hampir semua rasaku hingga beralih duniaku, menjadi kelabu belaka pedih, perih dan senang, susah, bahagia hanya kenangan tertawapun hanya tinggal kata-kata ha ha ha ha ha... hanya jemari rapuhku yang masih bisa menuliskan rasa dan itupun hanya di dunia maya pembunuh rasa kejamnya lebih pasti karena hidup bukan sekedar mayat yang butuh nafas bukan seperti robot yang tetap setia bila power penuh bukan seperti boneka manekin yang hanya untuk dipajang bukan s

Sang Pengusung Kursi

Gambar
pengusung kursi Pilkada baru akan di gelar tiga bulan lagi. Tetapi geliatnya sudah nyaris memenuhi sudut-sudut kota, bahkan sampai ke pelosok -pelosok kampung kumuh yang biasanya tak terjangkau oleh mereka yang duduk di Kursi empuk suatu jabatan, entah itu yang duduk di legislatif, eksekutif  bahkan oleh ketua RT pun sering terabaikan. Namun tidak dengan keadaan menjelang Pilkada saat ini. Tahun ini memang akan diadakan Pilkada serentak di seluruh wilayah negeri ini. Ribuan gubernur, bupati dan wali kota akan dipilih 3 bulan lagi. Masa kampanye pun digelar dalam 3 bulan ini. Ribuan baliho dan spanduk memenuhi sudut-sudut kota, tapi siapa peduli, karena hal itu sudah menjadi pemandangan yang biasa sejak diadakannya sistem Pilihan langsung. Baik untuk pemilihan presiden, gubernur, bupati, maupun pemilihan wakil rakyat di DPRD dan DPR. Rakyat udah bosan dan cuek saja, biar saja mereka yang bertarung tooh...kalau mereka sudah duduk lupa dengan kita-kita. Bahkan melirik bal

[PUISI] Mbah Jimah

Gambar
Mbah Jimah Mbah Jimah sedang menggelar dagangannya di emper kios. Foto dokpri. Mbah Jimah masih perkasa di usia 80 telah menjelang tak lupa dengan caping[1] dan berkalung selendang menggendong dunak [2], menyunggi tampah[3] dan menjijing keranjang jam 9 pagi menggelar dagangan di emper toko , di ujung jalan gang aneka sayur, sekedar ikan , tahu dan tempe, lombok, dan bawang brambang[4] aneka jajan pasar dan jagung, ketela dan kadang-kadang ada pisang tak pedulikan terik dan debu yang menerjang lima puluh tahun setia menanti pelanggan yang kian hilang Mbah Jimah duduk terpekur tak lupa sambil nginang[5] Mbah Jimah, tak pernah kau mengeluh sakit dan libur jualan kecuali hari Jum'at atau ada masalah mendesak dengan modal 200 ribu pagi-pagi ke pasar untuk kulakan[6] tengah hari pulang kadang-kadang masih bawa dagangan "Berapa untungnya sehari Mbah...." "seringnya modal saja orak balik [7]..." Mbak Jimah tetap tak gentar untung meli

Misteri Parafin Terapi Kota Mudas

Gambar
parafin-parafin Mudas adalah sebuah kota yang sangat indah, terletak di lereng sebuah gunung Meriung. Tanahnya yang subur membuat tanaman apa saja cocok untuk di tanam di kota ini. Dari tembakau, kopi, teh, cengkih, hingga tanaman buah-buahan dihasilkan dari pertanian dan perkebunan kota Mudas. Beberapa industri rokok berkembang pula di kota ini. Angka pengangguran boleh dibilang tak ada 5 % . Sebuah kota yang makmur, hampir semua penduduknya bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah, tak terkecuali mereka yang sudah memasuki masa pensiun , bisa mengerjakan pekerjaan yang mudah-mudah. Kecuali mereka yang benar-benar tak bisa melakukan sesuatu. Namun begitu setiap hari libur tiba, semua berhenti bekerja. Mereka sungguh menikmati liburan saja. Namun begitu banyak kaum wanita di kota ini yang menderita penyakit Sindrom Carpal Tunnel dan juga Sindrom De Quervian. Dua penyakit yang bisa menyerang kaum wanita dari ras tertentu. banyaknya pekerjaan yang menggunakan ketrampi