Pembunuh Rasa


Pembunuh Rasa
mati rasa
pagi ini kau bunuh lagi rasa,
setelah kemarin beberapa rasa kau lenyapkan
satu persatu usai sudah naluri, hilang sudah jejak, hapus sudah asa
menjadi bukan aku lagi, bukan rasaku lagi, bukan jiwaku lagi...
apa maumu…seperti itu aku
hanya jadi sebilah bambu, yang siap memagarimu
yang hanya bisa melihat polah tingkahmu
tanpa bisa menikmati dengan air mata maupun tawa
hingga aku jadi tembok pembatas yang hanya bisa memisahkan pandangan
namun tidak dengan mata batin dan yang memiliki rasa
Kenapa tega kau bunuh hampir semua rasaku
hingga beralih duniaku, menjadi kelabu belaka
pedih, perih dan senang, susah, bahagia hanya kenangan
tertawapun hanya tinggal kata-kata ha ha ha ha ha...
hanya jemari rapuhku yang masih bisa menuliskan rasa
dan itupun hanya di dunia maya
pembunuh rasa kejamnya lebih pasti
karena hidup bukan sekedar mayat yang butuh nafas
bukan seperti robot yang tetap setia bila power penuh
bukan seperti boneka manekin yang hanya untuk dipajang
bukan seperti emotion yang hanya beremosi tanpa hati

pembunuh rasa merasuk dalam kata-kata
bukan hanya menutup mata, telinga dan juga hidung saja
tapi dasar hatipun dikuasai tanpa simpati
dan akan dibiarkan mati...
sebentar lagi...

sumber gambar ini
Kudus, 4 November 2015
'salam fiksi'
Dinda Pertiwi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenang Menara Tetap Setegar Menara Kudus dalam Menghadapi Pandemi

Sidomukti' Istana terakhir Sang Mandor Klungsu / Joko Pring / RMP. Sosrokartono

Misteri Arah Rumah Kontrakan Kami