Sastra Sejarah Dalam Restorasi Kebudayaan Bangsa
Bahan penelitian sejarah suatu bangsa yang dapat
memberikan kejelasan mengenai sejarah dan kebudayaan bangsa, dapat terdiri dari
beraneka macam jenis. Peninggalan yang berupa reruntuhan menjadi bahan perbincangan
yang menggairahkan imajinasi masyarakat untuk mengungkap rahasia di dalamnya.
Bahan peninggalan yang dapat memberikan kesaksian
tertulis untuk keperluan penelitian kebudayaan bangsa adalah kesaksian tertulis
dari tangan pertama dari bangsa yang bersangkutan dalam masa hidupnya sendiri.
Oleh karena itu naskah lama sebagai salah satu bentuk peninggalan tertulis
mempunyai kepentingan yang mutlak. Lewat dokumen tertulis yang ada dalam naskah
lama, kita dapat mempelajari secara lebih nyata dan seksama cara berpikir
bangsa yang menyusunnya.
Naskah lama yang menjadi objek penelitian Filologi,
banyak tersebar di seluruh pelosok Nusantara yang disebut dengan Sastra
Nusantara atau Sastra Klasik, karena diciptakan leh masyrakat yang masih
tradisional. Luasnya ilayah dan keanekaragaman budaya Nusantara memberikan
kepada kita berbagai macam warisan budaya yang memberi corak dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Menjadi warisan rohani bangsa yang berupa perbendaharaan
pikiran dan cita-cita yang dahulu kala menjadi pedoman hidup yang diutamakan
mereka.
Restorasi Kebudayaan bangsa yang sedang giat
dilaksanakan, harusnya tak luputkan perhatian dari naskah-naskah lama dengan
berupaya untuk menerjemahkan dan menerbitkan kembali naskahnaskah lama, agar
lebih menarik perhatian kaum muda untuk mengungkap kedalaman isi yang
terkandung di dalamnya. Maka dari itu diperlukan kejelian, ketelitian, dan
kesungguhan, di samping modal utama ilmu pengetahuan, pemahaman bahasa naskah,
serta pemahaman rangka pikir nenek moyang kita yang tentu berbeda dengan pola pikir kita
sekarang.
Suasana pemikiran yang termasuk kehidpan budaya
bangsa, dapat mencakup berbagai bidang seperti : filsafat, keagamaan,
pengobatan di samping masalah-masalah teknis seperti pembangunan umah tinggal,
pengadaan tanah ladang, pengajaran berbagai jenis ketrampilan dan keahlian,
serta hal-hal yang menyangkut kehidupan bangsa secara menyeluruh.
Hasil pemikiran tersebut tentu memberikan sumbangan
kepada berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti : bahasa dan sastra, kedokteran,
kemasyarakatan, keagamaan, moral dan hukum adat, arsitektur, dan lain-lain yang berguna dalam
kehidupan bangsa, dalam kaitannya pembangunan manusia seutuhnya.
Sastra
Sejarah
Pengertian sastra sejarah adalah karya sastra yang
selain mengandung unsur sejarah, unsur keindahan juga unsur khayalan atau fiksi seperti pada karya
sastra lainnya. Unsur sejarah menjadi pembeda khusus dari jenis-jenis karya
sastra yang lain.
Realitas ( dalam pengertian pengarangnya ) yang
menjadi objek karya sastra sejarah, berupa peristiwa sejarah. Maka karya sastra
sejarah dapat pertama, menerjemahkan
dalam bahasa imajiner dengan maksud untuk memahami peristiwa sejarah menurut
kadar kemampuan pengarangnya. Kedua, karya sastra sejarah dapat menjadi sarana
bagi pengarang untuk menyampaikan pikiran perasaan, dan tanggapan mengenai
suatu peristiwa sejarah.
Ketiga, seperti halnya karya sastra lainnya, karya
sastra sejarah merupakan penciptaan kembali sebuah peristiwa sejarah sesuai
dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang.
Oleh sebab itu, suatu karya sastra sejarah mempunyai
ciri-ciri atau sifat-sifat suatu karya sastra yang tercermin di dalamnya.
Naskah karya sastra sejarah tidak dapat dijadikan
sebagai sumber sejarah yang bisa dipercaya begitu saja. Karena unsur sejarah
yang terdapat dalam karya sastra sejarah dicampuradukkan , ditimbuni oleh unsur
mite, legenda dan dongeng.
Cerita sejarah yang terdapat dalam karya sastra
sejarah terdapat dalam berbagai versi, tidak terdapat angka tahun karena faktor
waktu tidak memainkan peranan penting dalam masyarakat lama, padahal faktor
waktu menjadi bahan utama dalam sejarah.
Penulisan sastra sejarah dalam berbagai daerah,
mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Di Melayu misalnya, tujuan penulisan
Sejarah Melayu untuk memberi pelajaran bagi anak cucu, jadi rentetan peristiwa
yang menjadi sebab akibat atau perkembangan kejadian-kejadian historiografi
genetis, bukan pula menunjukkan fakta-fakta. Tetapi menunjukkan contohcontoh
sejarah sebagai pelajaran hidup.
Penulisan babad dalam sastra Jawa biasanya ditulis
untuk menambah sakti atau kebesaran raja karena raja dianggap sebagai jelmaan
dewa di dunia. Ciri atau sifat dari babad adalah dunianya pulau Jawa,
lingkungannya keratin, perhatiannya terutama ditujukan kepada dinasti yang
sedang berkuasa pada waktu itu yang harus dibesarkan kesaktiannya, segala
sesuatu di luarnya hanya dibicarakan bila penting bagi dinasti itu.
Dari penjelasan tentang sastra sejarah seperti
tersebut di atas, kita bisa menggali kembali sastra sejarah untuk kepentingan
restorasi kebudayaan bangsa, agar bangsa kita tidak semakin menjauh dari akar
budayanya sendiri.
Semoga tulisan ini berguna bagi kita semua…
Salam budaya…...
Komentar
Posting Komentar