'Topo Wudo Sinjang Rikma' Sang Ratu Kalinyamat
Dinda Pertiwi
FIKSI | 01 March 2015 | 22:03
Rama Sultan Trenggana memberiku mandat mengurus Jepara
bekal agama, budi pekerti, dan tata-negara terbina sejak remaja
dinikahkan aku dengan pria mumpuni dan serba bisa
Pangeran Hadiri pilihan terbaik mengatasi masalah negara
bekal agama, budi pekerti, dan tata-negara terbina sejak remaja
dinikahkan aku dengan pria mumpuni dan serba bisa
Pangeran Hadiri pilihan terbaik mengatasi masalah negara
Bangsa portugis telah merajalela di Malaka
Sang Ratu Kalinyamat tak hanya tinggal diam di tahta
dikirim 4000 pasukan melawan Portugis di Malaka
tak lama dikirim pula 15.000 pasukan ke Malaka yang kedua
Sang Ratu Kalinyamat tak hanya tinggal diam di tahta
dikirim 4000 pasukan melawan Portugis di Malaka
tak lama dikirim pula 15.000 pasukan ke Malaka yang kedua
Ketidakadilan dan kekacauan datang terus merajalela
hukum, tata-negara, persaudaraan dan agama tak atasi kacau di Bintara
Sunan Prawata sang sepupu terbunuh oleh Arya Penangsang
Sunan kudus pun ternyata ikut berperan dalam menyerang
hukum, tata-negara, persaudaraan dan agama tak atasi kacau di Bintara
Sunan Prawata sang sepupu terbunuh oleh Arya Penangsang
Sunan kudus pun ternyata ikut berperan dalam menyerang
Keadilan yang diminta dari pemuka agama berujung derita
Sang suami terbunuh di tangan Arya Penangsang juga
antar saudara dan musuh terus berebut tahta
dunia hanya menyilaukan manusia belaka
Sang suami terbunuh di tangan Arya Penangsang juga
antar saudara dan musuh terus berebut tahta
dunia hanya menyilaukan manusia belaka
Kuputuskan untuk laku ‘ topo wudo sinjang rekma’
sumpahku hanya akan turun dari Gunung Danalaya
bila sudah bisa kesed rambut dan minum darah Arya Penangsang
itu hanya sesumbar belaka…
sumpahku hanya akan turun dari Gunung Danalaya
bila sudah bisa kesed rambut dan minum darah Arya Penangsang
itu hanya sesumbar belaka…
karena sesungguhnya :
‘topo wudo sinjang rekma’
bukan untuk mempertahankan kehormatan mencapai cita-cita dunia
‘topo wudo sinjang rekma’
bukan untuk balas dendam, tahta dan gemerlap dunia fana
‘topo wudo sinjang rekma’
hanyalah karena manusia tempat salah dan dosa
‘topo wudo sinjang rekma’
adalah tulus ikhlas tinggalkan tahta, harta dan gemerlap dunia
‘topo wudo sinjang rekma’
adalah pengakuan manusia tempat salah dan dosa
‘topo wudo sinjang rekma’
adalah berkhalwat menuju Allah semata
‘topo wudo sinjang rekma’
adalah Manunggaling Kawula Gusti
‘topo wudo sinjang rekma’
bukan untuk mempertahankan kehormatan mencapai cita-cita dunia
‘topo wudo sinjang rekma’
bukan untuk balas dendam, tahta dan gemerlap dunia fana
‘topo wudo sinjang rekma’
hanyalah karena manusia tempat salah dan dosa
‘topo wudo sinjang rekma’
adalah tulus ikhlas tinggalkan tahta, harta dan gemerlap dunia
‘topo wudo sinjang rekma’
adalah pengakuan manusia tempat salah dan dosa
‘topo wudo sinjang rekma’
adalah berkhalwat menuju Allah semata
‘topo wudo sinjang rekma’
adalah Manunggaling Kawula Gusti
Kudus, 1 Maret 2015
’salam fiksi’
Dinda Pertiwi
’salam fiksi’
Dinda Pertiwi
‘topo wuda sinjang rekma’ = berapa tanpa busana hanya tertutup rambut saja.
Komentar
Posting Komentar