Sudah 50, Tuhan...berilah lebih yang bermanfaat....

Nanti malam tepat jam 00 wib usia saya sudah tepat 50 tahun, karena saya dilahirkan pada hari Senin legi 24 Mei 1965. Mengingat usia yang sudah 50 saya kadang-kadang ada rasa was-was dan juga disertai rasa syukur tentunya kepada Sang Pencipta . Bagaimana tidak was-was karena ibu kandung saya meninggal disaat usia masih belia, yaitu 27 tahun . Saat itu 4 orang putra-putrinya masih kecil-kecil. Saya yang anak kedua dari 4 bersaudara, itu saja masih berusia 7 tahun, baru kelas 1 SD. Sedang adik yang terkecil saat itu masih berusia 1,5 tahun, usia menyusui. Setelah Bapak menikah lagi dan dikaruniai 1 orang putri lagi, ibu yang kedua pun meninggal diusia 40 tahun saat saya belum lulus kuliah. Oleh karena itu saya selalu mengingat bahwa Kematian adalah hal paling terdekat yang saya rasakan, dia bisa datang kapan saja bila Allah SWT. sudah menghendaki.
Apa yang telah saya lakukan selama 50 tahun….
Saya merasa hidupku serba lelet…terlambat…..apa sayanya yang malas ? atau memang sudah takdir ya..?
Kadang kita tidak menyadari kalau waktu akan berlalu dengan cepat, entah dengan kita bermalas-malasan ataupun kita sedang giat-giatnya melakukan sesuatu. Sering kita sadar terlambat…” Loh…kok sudah siang ya….”, ” Loh…..kok sudah Senin lagi ya…..” , “Loh…kok udah tahun baru lagi..ya…”.  Saya pun sering begitu…mengerjakan sesuatu terlalu asyik tak habis-habis…..tanpa menyadari waktu berlalu begitu saja, dan kesempatan musnah tanpa terduga….
Saat saya sedang kuliah dulu juga begitu, terlalu asyik dengan hobi sampai tak menyadari, satu per satu teman-teman sudah wisuda…..saat sadar yang terlambat itulah baru saya ngebut bikin skripsi, sebagai persyaratan terakhir yang sangat malas aku kerjakan…dan ternyata setelah itu 1 semester dibikin ternyata rampung juga. Kenapa nggak dikerjakan dari dulu ya……untunglah jaman dulu kuliah masih murah meriah bayar semesterannya..gak seperti sekarang.
Setelah lulus, saya bekerja disebuah perusahaan kosmetik Dirrect Selling, disini juga seperti mengejar mimpi yang tiada habis-habis. Target demi target harus aku raih untuk mengejar iming-iming yang  sangat menggiurkan, entah itu berupa barang, bonus, ataupun jalan-jalan. Pokoknya tiap hari recruting, training, motivasi, reward….terus saya lakukan,  waktu berjalan terus, seakan-akan tiada lagi waktu untuk pribadi dan instrospeksi diri. Hingga akhirnya perusahaan itu bubar, kami baru menyadari bahwa rata-rata kami terlalu asyik, sampai lupa memikirkan kapan mau nikah ya….dan hal itu pun bukan saya alami tapi banyak dialami banyak teman juga.
Selepasnya dari perusahaan kosmetik Dirrect Selling bukannya saya memikirkan sudah berapa usiaku…..kapan aku nikah..? saya malah lebih tergiur mendalami bisnis kosmetik counter, dengan membuka counter-counter kosmetik di beberapa Store di beberapa kota. Disini saya juga terlalu asyik…lari sana-lari sini , bagaimana besok harus bisa banyak keuntungan untuk buka counter lagi ya….begitu ternyata tak ada puasnya.
Hingga tiba waktunya Bapak selalu ingatkan berapa usiamu …kapan mau nikah. Saat itulah aku baru terhenyak…haaah udah 40 tahun….dan teman-teman disana -sini  sudah besar-besar putranya. Saat sadar itulah…Alhamdulillah Tuhan segera mempertemukan jodoh saya.
Seorang laki-laki yang umurnya jauh lebih muda dari saya dengan tulus telah mencintai dan menyayangi aku sampai sekarang, walaupun kami tak dikaruniai keturunan. Setelah menikah saya benar-benar fokus hanya pada suami, segala kegiatan bisnis saya hentikan, karena harus mengikuti suami yang bekerja di sebuah perusahaan tambang batubara, di pedalaman Kalimantan.
Hidup jauh dari hinggar-binggar mall dan kebisingan ternyata lebih mengasyikkan. Mulai saat itulah saya banyak  merenungi diri, apa yang telah saya lakukan selama ini yang telah menghabiskan banyak bagian dari umurku, ternyata itu tak akan berarti apa-apa bila kita tak memberi manfaat baik bagi diri sendiri maupun untuk lingkungan di sekitar kita. Manfaat yang pasti adalah  persiapan kita untuk ‘Pulang’ kepada Sang Pencipta. Mengaitkan segala langkah kaki dan perilaku hanya mengharap Rindho Illlahi.  Alhamdulillah walau tak banyak saya bisa berbagi ilmu kepada ibu-ibu tetangga yang rata-rata berpendidikan kurang, dan memberi les pelajaran  kepada anak-anak tetangga disela-sela waktu disaat suami bekerja. Bahkan pernah suatu pagi saya membantu persalinan tetangga yang akan melahirkan padahal sedang sendirian di rumah, dan untuk mencari bidan desa agak jauh. Alhamdulillah ibu dan bayinya selamat, sambil menunggu bidan dan suaminya sampai.
Setelah lebih dari 50 tahun bisakah saya mengembangkan keinginan saya untuk menulis dan lebih bermanfaat lagi bagi sesama..
Setelah membaca dari berbagai kisah, saya pada akhirnya tidak akan berkecil hati lagi. Karena usia 50 tahun bukan penghalang untuk kita memulai sesuatu yang ingin kita capai , misalnya dengan menulis, atau memulai suatu usaha baru, walaupun tidak usah terlalu memikirkan keuntungan pribadi, tetapi sesuatu itu bisa berguna bagi banyak orang.
Tentu saja sesuatu usaha baru itu harus kita sesuaikan dengan kondisi tubuh yang sudah mulai menurun, untuk itu perawatan kesehatan dan gaya hidup sehat harus  benar-benar kita terapkan. Bila fisik sudah mengundang kita untuk seegera beristirahat, segeralah beristirahat dengan cukup. Karena sesuatu kegiatan hanya bisa  kita lakukan dengan baik bila kondisi tubuh kita juga terjaga kesehatannya.
Berlama-lama di depan laptop misalnya, mungkin bagi yang masih muda akan asyik-asyik saja saat penglihatan dan fisik kita normal. Tapi bagi saya haruslah tahu diri, sehingga untuk menulis satu tulisan saja bisa saya kerjakan sampai 2-3 kali buka laptop, karena akan jadi pusing bila dipaksakan terlalu lama menatap layar Laptop .
Saya pernah membaca bahwa ada seorang penulis terkenal yang memulai menulis setelah usia 50 tahun, sehingga saya termotivasi untuk selalu belajar dan lebih giat lagi untuk menulis lebih baik. Walaupun  itu harus saya lakukan disela-sela kesibukan sebagai ibu rumah tangga dan bersosialisasi dengan tetangga.
Sebentar lagi usiaku 50 tahun, Alhamdulillah suami selalu mendampingi baik saat suka dan duka, saling mengisi dan mengingatkan bahwa usia kita hanya Tuhan yang memiliki, kita harus lebih mempersiapkan diri…seolah esok adalah hari terakhir buat kita, namun kita juga harus juga mempersiapkan diri dan terus bekerja seolah 1000 tahun lagi kita hidup. Tak usah terlalu banyak berinvestasi, karena beramal adalah investasi pribadi yang bisa untuk bekal selama hidup di dunia dan kelak bila kita harus ‘pulang’ kehadirat Illahi.
Terima kasih pada Allah SWT yang telah memberiku usia hingga 50 tahun ini, semoga lebih berguna, terima kasih pada bapak ibu yang telah mengasuh dan membesarkan aku di dunia ini. Terima kasih kepada suami, yang telah setia dan sukarela mendapingiku dalam suka dan duka, terima kasih pada saudara-saudaraku, teman-teman dan sahabat semua yang telah menjadikan aku terus termotivasi dan semangat menhadapi segala lika-liku hidup di dunia ini.
Semoga tulisan ini berguna, buat yang masih muda-muda yang selalu mengejar mimpi….ingatlah waktu segera berlalu….pastikan langkahmu selalu berguna bagimu dan orang-orang di sekitarmu, persiapkan ‘kepulanganmu’ .
Kudus, 23 Mei 2015, Sabtu; 21:26
’salam hangat selalu’

Komentar

  1. kalau dibilang takdir (untuk alasan malas) keknya kurang tepat deh Mbak :)
    ntu sifat pribadi lebih pas kek nya
    btw, HBD Mbak e, moga panjang umur mudah rezeki dan sehat selalu, aamiin Allahumma aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. aduuh..maaf telat balas..lama banget gak buka blog....makasih banyak ya Bung Ando Ajo...salam selamar beribadah bulan Ramandhan ya..

      Hapus
  2. met ultah mbak, Insya Allah kebaikan, keberkahan dan kesehatan untuk mbak dan keluarga, salam dari Atambua (asline semarang dan demak) he he

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas Suryadi..maaaf baru sempat buka blog lagi....waah di Atambua dari Demak ya kek ada adiknya kakak ipar yg dari Demak di Atambua deh...lupa namanya...selamat menjalankan ibadah bulan Ramandhan ya...

      Hapus
  3. Mbaaak, met ultah ya... Maaf telat ngucapin. Semoga selalu mendapat yang terbaik di usia Mbak Bekti yang sekarang. Peluuuk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbaaak Lis...maaf beribu maaf lama banget gak buka blog sejak ada baby nii...tapi skrg udah gak lagi siih...makasih banget ya ucapannya...peyuuuk juga buat mbak Lis...salam hangat selalu.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenang Menara Tetap Setegar Menara Kudus dalam Menghadapi Pandemi

Sidomukti' Istana terakhir Sang Mandor Klungsu / Joko Pring / RMP. Sosrokartono

Misteri Arah Rumah Kontrakan Kami