[cermin] Aku Menikah Karena Balas Dendam


[cermin] Aku Menikah Karena Balas Dendam
-


Adalah hal yang sangat menyakitkan sekali, ketika menjumpai laki-laki yang sudah memacariku sejak bangku SMP hingga kini menjadi seorang insinyur dan bekerja di sebuah perusahaan keuangan selama hampir sepuluh tahun, bisa anda bayangkan berapa tahun waktuku terbuang untuk meladeni cinta laki-laki itu....hampir..20 tahun.....waktu yang sangat panjang aku menggapai-nggapai cinta....
Dan sekarang setelah hampir setahun engkau tak mengunjungiku, karena aku harus bekerja di kota yang beda denganmu, aku sempatkan berkunjung ke kotamu...mengunjungimu dan keluargamu, yang sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri. Tetapi apa yang aku lihat ternyata engkau sudah mempunyai pendamping. Tanpa pemberitahuan sedikitpun padaku.
Padahal.....hampir tiap malam kita masih asyik berchat ria ataulah bila penting bertelponan. Kamu tak pernah menyinggung hal ini sekalipun. Kamu tampak biasa-biasa saja ....dalam chatmu ..maupun suara ditelpon.
Pandai sekali engkau menyembunyikan ini, pandai sekali engkau melukaiku terlalu dalam. Aku tak percaya....namun Ibumu memastikan dan menegaskan pandanganku. Dengan isak tangis meraih kepalaku ibumu berkata :
"Maafkan Ibu....Fray.....Ibu sebenarnya...ingin mengabarimu Nak....tapi ibu gak tega...."
"Sudalah...Ibu gak salah ....saya yang salah Bu.....percaya begitu saja pada Mas Yos begitu saja...dan keluarganya"
kataku enteng sambil menampik pelukan Ibu Mas Yos.
Aku segera bergegas mengambil koperku dan balik kanan ingin segera meninggalkan ruang tamu Mas yos....
"Fray......duduklah sejenak....biarkan kami meminta maaf kepadamu....biar nanti Red yang mengantarmu pulang...duduklah sejenak Frey...engkau masih capek perjalanan..biar ibu buatkan minum sebentar..."
"Terima kasih Bu.....Frey harus segera pulang....." Kataku sambil bergegas mendorong koperku.
Aku memang biasa menginap di keluarga ini beberapa hari bila sedang libur kerja, untuk sekedar melepaskan kangen pada Mas Yos dan keluarganya. Karena setelah Mas Yos dan keluarganya pindah kota kami memang sesekali saling mengunjungi.
Mas Yos adalah cinta monyet dan cinta pertama saya yang ternyata terus berlanjut hingga kami sama-sama dewasa. Dan berakhir detik ini, saat ini...saat aku melihat sendiri Mas Yos tengah berasyik ria dengan seorang perempuan dan bayi yang sepertinya putra mereka.
Tanpa ingin medengar penjelasan apapun aku segera berlalu.....diperjalan aku segera menghapus no hp, chat , FB dan semua foto-foto tentang aku dan Mas Yos yang tersimpan dalan tabletku.
Sampai di rumah aku sesegera mungkin masuk kamar, tak aku hiraukan pertanyaan-pertanyaan ibu yang meluncur cepat keheranan melihatku pulang lebih dari rencana kepergianku ke rumah Mas Yos.
Tak berapa lama telpon rumah berdering, ibu segera mengangkatnya, ternyata Ibu Mas Yos yang telpon menjelaskan sesuatu pada ibu. Hanya lamat-lamat saja aku dengar dari kamar aku tak peduli.
Bagaimana ..sakitnya hatiku, melihat kenyataan ini...hampir dua puluh tahun aku mencoba mencintai , merawat dan percaya pada cinta Mas Yos.....tapi dengan begitu mudahnya dia mencampakkan aku. Padahal kalau aku mau berlingkuh saja....sudah berapa puluh kali pria-pria yang menyatakan cinta dan perhatiannya padaku..tapi tak satu pun aku ladeni karena aku begitu percaya dan mencintai Mas Yos.....anda tahu bukan sakitnya seperti apa hati ini.

**************************************

Esoknya tanpa pikir panjang ..bla-bla-bla....pria yang masih getol mengejarku dan selama ini aku cuekin....aku jadi ramah dan membuka kesempatan padanya untuk masuk dalam hidupku.
Dugaanku benar.....seminggu setelah kami akrab pria itu langsung mengajakku nikah.....
Horee....aku puas melampiaskan dendamku, benciku pada Mas Yos....ternyata aku bisa juga kan mendapatkan penggantimu dengan secepat ini.
Aku segera menerima pinangannya dan bulan depan kita Menikah, titik. Aku tak peduli siapa laki-laki itu, Yang penting dendamku terpuaskan urusan lain-lain entahlaah....dipikir kemudian hari.
Aku juga segera berganti kenyakinan, agar kami bisa segera menikah. karena disini mana boleh menikah beda agama. Tapi sekali lagi..persetan dengan semua....yang penting aku puas....terbanyarkan sakit hatiku.
Hari pernikahan kami diaadakan cukup meriah di sebuah Gedung Pertemuan. Dengan biaya yang sebagiannya dari hutang ..aku sengaja ingin merayakan pernikahanku ini secara besar-besaran. Aku tak ingin ada orang menyepelakan aku lagi. Walaupun aku tahu level pekerjaan Mas De' jauh dibawahku. Dia security di perusahaan tempat aku bekerja, tak apalah toh.....semua masih bisa diperbaiki di kemudian hari ...pikirku.
Setahun setelahnya aku hamil dan aku sudah merasakan ketidaknyamanan hidup bersama Mas De'....ternyata banyak yang berbeda diri kami. Mas De' yang awal-awal pernikahan getol mengajariku untuk beribadah dan mempelajari agamanya, ternyata juga sudah agak bosan....bahkan kata-katanya sering meremehkan aku.
Soal cinta.....aku memang sudah dari awal tahu tak mungkin aku bisa mencintai Mas De' , tapi karena ternyata hidup tanpa sepotong cinta sangat memuakan, dan membosankan..untuk selalu berpura-pura. Demikian juga Mas De' sepertinya dia juga sudah bosan membuatku agar bisa jatuh cinta padanya, karena kebosanan itulah Mas De' sempat mempunyai hubungan dengan wanita lain...aku mengetahui tapi itu tidak membuatku sakit hati..sekalipun dia berterus terang mengakuinya di hadapanku. Toh selama ini pula aku tak pernah bisa mencintainya, dan kalaulah aku meladeninya hanya bosa-basi saja...dan Mas De' pun tak pernah memberikan gajinya padaku...karena aku tahu gajinya kecil...biar saja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, sementara semua kebutuhan rumah tangga aku yang menanggung. De' juga tak pernah memberitahuku berapa sebenarnya gajinya, dan dipergunakan apa saja. Entahlah aku tak ingin tahu juga.....
Aku hamil lagi anak yang kedua, walaupun kami melakukannya tanpa cinta. Kami hanya ingin dipandang dari luar keluarga yang baik-baik saja walaupun di dalam sangat keropos. Setelah anak kedua lahir aku sudah bertekat tidak ingin punya anak lagi...aku juga sudah ogah melayani kebutuhan batin suamiku. Hatiku sudah benar-benar hampa...hidupku tanpa cinta. Tapi untuk kedua anakku semua perhatian dan kasih sayang aku berikan. Hanya anakku yang menjadi pengikat perkawinan kami, selebihnya sekedar basa-basi.
Pada acara reuni SMA tahun berikutnya, aku ketemu Fredy teman sekelasku yang sering godain aku dulu. Pertemuan ini semakin membuat kami akrab di Medsos dan juga chat, ternyata Fredy sampai sekarang belum menikah juga.....katanya dia sangat menyukaiku waktu SMA dulu, tapi sayang aku udah terlanjur pacaran dengan Mas Yos, maka Fredy tak berani mendekati aku, dia hanya berani jahilin dan godain doang.
Semakin kami akrab, benih-benih cinta pun menghiasi hati kami, hatiku yang sudah beberapa tahun kering kerontang kini dihiasi oleh bunga-bunga cinta dari Fredy, walaupun kami jarang ketemu langsung, karena dia tinggal jauh di seberang pulau. Namun aku tahu pasti cinta dan sayangnya padaku lewat chat dan perhatiannya padaku...
Tahun demi tahun hubungan kami semakin akrab saja, aku tahu apa suamiku mengetahui apa tidak, namun dia tak pernah menegurku, saat aku selalu chat dengan Fredy, entahlah..aku juga masa bodoh.
Empat tahun kami menjalin hubungan ...Fredy akhirnya menawariku untuk menikah dengannya, dengan bercerai dulu dengan Mas De'...tapi waktu semakin saja berjalan aku selalu bimbang untuk melangkah. Apakah akan bertahan dengan keadaan rumah tanggaku yang seperti ini atau bercerai saja, dan menikah dengan Fredy.
Sudah setahun ini fredy selalu bertanya menunggu kepastian dari aku. Namun aku tetap ragu untuk melangkah, apalagi apabila ingat anak-anakku Troch dan High. Rasanya hanya dua buah hatiku yang saat ini menjadi penentu hidupku, apa mampu aku meninggalkannya, Aku kalut aku binggung, waktu yang diberikan Fredy sudah habis, karena dia juga ingin menikah dan punya keturunan , dia harus menikah, dan orangtuanya sudah punya pilihan.
Aku harus bagaimana.....aku binggung...aku kalut..apa aku harus kehilangan cintaku untuk kedua kalinya...ataukah aku terpisah dari anak-anakku.
Demikian cerita dari sahabatku yang sudah hampir sepuluh tahun kami tak ketemu, dan hanya berkomunikasi lewat media sosial saja.
" kenapa Tuhanku yang dulu dan sekarang ngasih cobaan seberat ini..Mbak...aku gak sanggup"
Begitu tulisnya lewat chat.....beberapa nasehat aku berikan namun tampaknya dia belum juga hilang galaunya.
" Aku ingin segera pergi ketempat yang jauuuh....yang tak ada lagi orang mengenalku.....tapi aku binggung apa anak-anakku kubawa apa tidak ya.....kasihan mereka...pilihan yang sama-sama sulit..."

Bagaimana menurut teman-teman ....apa yang harus dilakukan sahabat itu...bisa ngasih advis...sebelum sahabatku itu nekad meninggalkan dunia...seperti yang tulisnya akhir-akhir ini.


Kudus, 20 Agustus 2015
'salam fiksi'

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenang Menara Tetap Setegar Menara Kudus dalam Menghadapi Pandemi

Sidomukti' Istana terakhir Sang Mandor Klungsu / Joko Pring / RMP. Sosrokartono

Misteri Arah Rumah Kontrakan Kami