kisah Fitri dan Scammer telpon

Kisah Fitri dan scammer telpon....

28 Agustus 2015 13:37:18 Dibaca : 34
Sebelumnya saya bercerita lebih lanjut, akan saya kisahkan sekelumit kisah hidup Fitri ini, yang disini bestatus sebagai korban dari scammer telpon itu.
Fitri adalah anak seorang janda, dengan 2 bersaudara, yaitu Wawan adiknya. Bapak Fitri sudah meninggal sejak Fitri dan Wawan masih kecil-kecil. Ibu mereka mengasuh kedua anaknya ini dengan segala ketebatasan ekonomi, karena ibunya hanya bekerja sebagai buruh rokok di kota kami.
Karena ketidakmampuan itulah Fitri terpaksa menikah di usia 17 tahun, dengan laki-laki pilihan ibunya sendiri. Pikir ibunya laki-laki itu sudah bekerja pasti bisa membawa kehidupan Fitri yang lebih baik. Kenyataan itu tidak sebanding dengan harapannya, karena setelah Fitri hidup bersama suaminya,hampir tiap hari dia menerima umpatan, hinaan dan harus kerja keras untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah termasuk merawat mertuanya yang sudah tua. Belum lagi suaminya pelit luar biasa terhadapnya, sehingga Fitri harus mencari uang tambahan sendiri disamping kesibukannya mengurus keluarga dengan 2 orang anak, bukan itu saja yang membuat Fitri tambah stres, suaminya gemar sekali berselingkuh di depannya tanpa memperhatikan hati dan perasaannya, suka mabuk-mabukan dan hura-hura layaknya anak muda yang tidak punya kewajiban terhadap anak-istri.
Fitri berjualan cimol di sekolah dekat rumahnya dan juga menjadi buruh payet yang bisa dikerjakan di rumah. Tetapi karena hasil yang tidak seberapa sedang kebutuhan hidup yang semakin naik dengan bertambahnya anak mereka menjadi 2, dan suaminya juga tidak mau tahu karena setiap hari hanya memberi uang belanja sepuluh ribu rupiah saja. Fitri terbelit hutang pada bank titil, atau koperasi keliling yang biasanya menjerat pedagang-pedangan kecil. Karena sekolah libur Fitri tidak bisa jualan padahal setiap hari selain harus mencukupi kebutuhan keluarga Fitri juga harus membanyar cicilan hutang di bank titil tersebut.
Pada suatu hari di hpnya ada seseorang melepon yang pura-pura salah sambung, entah bagaimana awalnya Fitri bisa berkenalan akrab dengan Sang Penelpon tersebut, yang mengaku bernama Wahyu, berasal dari daerah sekitaran Magelang. Setelah mereka akrab Fitri akhirnya curhat tentang masalahnya pada Wahyu, gayung pun bersambut. Wahyu menjanjikan hal-hal yang manis pada Fitri, kalau mau hidup bersamanya dan meninggalkan suaminya. Wahyu berjanji akan membelikan rumah dan membayar semua hutang-hutangnya. Betapa hati Fitri sangat berbunga-bunga karena ada dewa penyelamat yang akan membawa hidupnya lebih baik, dia akan terbebas dari cengkraman suaminya. Seribu harapan dan bunga-bunga cinta menjerat Fitri ke jurang yang lebih dalam.
Akhirnya Fitri pun bertekad pergi menjemput impiannya, dengan janji-janji manis Wahyu, Fitri bertolak menuju tempat tinggal Wahyu di daerah Magelang, bersama putranya yang masih kecil. Fitri tak menyangka sama sekali bahwa dia sudah masuk perangkap Scammer yang sangat bejat. Selama berada di tempat tinggal Wahyu, Fitri berulangkali dikerjai dengan melakukan hubungan suami istri dengan pria yang baru dikenalnya.
Di hari kedua sejak kepergian Fitri , suaminya baru bergerak untuk mencari Fitri, hp Fitri juga masih aktif dan bisa dihubungi, Fitri mengaku sedang berada di Malioboro Yogyakarta. Akhirnya suami Fitri pun bergerak kesana untuk mencari Fitri dengan membawa seorang pengawal . Fitri dan  Wahyu bisa ditemukan, Namun saat kasus ini dilaporkan pada Kepolisiian setempat, Polisi tidak bisa menahan Wahyu, karena kenyataannya Fitrilah yang datang menemui Wahyu, si Fitri menghalangi-halangi kalau Wahyu diperkarakan, karena bagaimanapun dia terlanjur sayang dan punya harapan besar pada Wahyu. Akhirnya Polisi melepaskan mereka berdua. Fitri dan juga Wahyu.
Akhirnya suami Fitri mampu membawa istrinya pulang ke Kudus kembali. Sesampai Kudus, Fitri tidak mau pulang ke rumah suaminya. Namun ke rumah ibunya. Di rumah ibunya Fitri hanya sibuk telponan sama Wahyu tersebut, pagi, siang, malam tak henti-henti anaknya dibiarkan begitu saja sama ibunya. Di telpon Wahyu akhirnya mampu menaklukkan hati ibu dan adik Fitri, dengan janji-janjinya yang selangit. Karena ingin anaknya hidup senang akhirnya Sang ibu mencari hutangan untuk sewa mobil mengantarkan Fitri ke Magelang menemui Wahyu, bahkan menjemput Wahyu untuk bisa ikut ke Kudus.
Scammer Wahyu semakin tinggi hati merasa udah diterima oleh keluarga Fitri, selama tinggal di rumah ibu Fitri, Wahyu minta dilayani bak raja, dengan makanan yang enak-enak diluar batas kemampuan keluarga Fitri. Bahkan Wahyu berhasil membujuk ibunya Fitri untuk mencari hutangan ke tetangga, dengan alasan besok dikembalikan bila sudah ada transferan ( entah transferan dari mana..??). Bahkan kata Wahyu pinjam sejuta nanti akan dikembalikan sejuta setengah, uang itu dikasihkan Fitri seolah-olah uang asli dari kocek Wahyu sendiri. Untuk biaya makan selam dia disana katanya,. Seminggu tinggal di rumah Fitri, Wahyu sudah tidak kerasan karena rumah Fitri jelek. Entah dari mana infonya, Wahyu bilang akan membelikan rumah Fitri, dan rumahnya sudah dapet katanya.
Akhirnya mereka pindah ke rumah baru yang katanya sudah dibeli seharga 180 juta, Fitri tidak sendiri tetapi ibu dan adiknya juga ikut menemani tinggal di rumah baru, bahkan sebagian perabot dibawa dari rumah ibu Fitri. Selama 3 hari tinggal disana, ibu Fitri dan adiknya melihat gelagat tidak baik si Wahyu, maka ketika Wahyu sedang pergi keluar mereka bertanya ke pemilik rumah, apa rumah itu sudah dibayar atau diberi Uang Muka...ternyata Wahyu belum memberikan uang sepeserpun pada pemilik rumah. Maka dari pada malu nanti diusir pemilik Ibu dan adik fitri pulang kerumahnya dengan membawa perabot rumah yang telah dibawanya. Sedangka Fitri menunggu Wahyu datang dan juga meninggalkan rumah itu. Wahyu datang dengan marah-marah karena kedoknya hampir terbuka maka pegi juga pulang ke Magelang, sedang Fitri memilih sementara tinggal di rumah budhenya.
Selama tinggal di rumah budhenya, Fitri tak bisa lepas dari telpon bahkan melupakan kewajibannya sebagai ibu, tidak mau makan dan mandi....hanya telpon Wahyu saja dari waktu ke waktu. Tapi entah apa saja yang dibicarakan Fitri dan Wahyu, di hari ke lima Wahyu menyatakan ingin datang kembali ke Kudus, untuk menjemput Fitri dan anaknya.
Dengan mengendarai mobil carteran yang belum dibayar, Wahyu mengatakan pada supir pemilik mobil bahwa biaya sewa mobil akan dibayar istrinya di Kudus. Jam 12 malam Fitri dan adiknya sudah menunggu kedatangan Wahyu, namun karena tengah malam maka beberapa tetangga ikut terbangun mendengar ada mobil masuk gang apalagi mereka semua bukan warga kampung situ. Sampai di rumah budhe sopir taksi memeninta ongkos namun Fitri dan adiknya justru ingin meminta uang yang sudah dipakai oleh Wahyu selama ini , karena Wahyu sudah terdesak tak ada lagi yang membela, maka Wahyu berusaha melarikan diri dengan berlari keluar rumah. Namun malang adik Fitri terus mengejarnya dengan dibantu para tetangga yang mulai ramai berdatangan...dengan di teriak "Maling...maling..maling....akhirnya seisi kampung keluar untuk menangkap Wahyu.
Setelah tertangkap Wahyu yang sempat mendapat bogem mentah sana-sini akhirnya diamankan dibawa ke Kantor Polisi, namun sayang karena tak cukup bukti atas penipuan-penipuan Wahyu, akhirnya polisi melepaskan kembali Wahyu.
Selepas dari Polisi, Wahyu dibawa adik Fitri dan teman-temannya untuk diberikan hukuman yang setimpal dan dilucuti semua pakaiannya untuk kemudian dilepas kembali. Dalam keadaan hanya bercelana dalam dan celana pendek saja...tanpa uang sepeserpun......entah entah masih dengan cara apalagi Wahyu hendak menipu korban berikutnya setelah lolos dari Fitri.
Semoga tulisan ini bermanfaat.....agar kita dan saudara-saudara kita tidak sembarangan saja mudah percaya dengan orang yang tiba-tiba tak dikenal masuk ke Hp kita......tolong untuk saling mengingatkan orang-orang yang di sekitar kita untuk lebih berhati-hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenang Menara Tetap Setegar Menara Kudus dalam Menghadapi Pandemi

Sidomukti' Istana terakhir Sang Mandor Klungsu / Joko Pring / RMP. Sosrokartono

Misteri Arah Rumah Kontrakan Kami